Aksi tersebut berlangsung ricuh dan menimbulkan ketakutan di kalangan pengungsi, terutama perempuan dan anak-anak. Para mahasiswa menerobos masuk ke dalam gedung, menarik paksa pengungsi, melempar botol air mineral, dan menendang barang-barang milik pengungsi. Beberapa pengungsi yang sedang salat pun tidak luput dari gangguan para mahasiswa.
Para mahasiswa mengatakan bahwa mereka tidak setuju dengan kedatangan pengungsi Rohingya yang terus berdatangan ke Aceh. Mereka menilai bahwa pengungsi tersebut menghabiskan sumber daya yang langka dan berpotensi menimbulkan konflik dengan masyarakat setempat. Mereka juga mendesak pemerintah untuk segera mendeportasi pengungsi tersebut ke negara lain.
Sementara itu, Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) mengeluarkan pernyataan resmi yang menyatakan kekhawatiran mereka terhadap keselamatan dan kesejahteraan para pengungsi Rohingya. UNHCR mengatakan bahwa aksi mahasiswa tersebut telah membuat pengungsi trauma dan ketakutan. UNHCR juga meminta pemerintah Indonesia untuk memberikan perlindungan dan bantuan yang layak kepada pengungsi.
Indonesia sendiri bukan merupakan negara penandatangan konvensi pengungsi PBB dan menganggap bahwa Indonesia tidak memiliki kewajiban untuk menerima pengungsi dari Myanmar. Indonesia menyerukan negara-negara tetangga untuk berbagi tanggung jawab dan memukimkan kembali pengungsi Rohingya yang tiba di negara mereka.
Posting Komentar untuk "Mahasiswa Aceh Tolak Kehadiran Pengungsi Rohingya"